Harga Pertalite yang diperkirakan naik sampai Rp 10 ribu per liter menjadi berita paling banyak dibaca pada Rabu, 17 Agustus 2022.

Sinyal kenaikan ini menguat beberapa waktu terakhir melalui pernyataan-pernyataan pemerintah tentang subsidi BBM yang rawan jebol.

Berita lainnya yang menarik perhatian pembaca adalah saran Susi Pudjiastuti agar pemerintah menghapus subsidi BBM.

Dia berpendapat subsidi itu bisa dialihkan untuk program bantuan sosial lainnya.

Berikut ini empat berita terpopuler, kemarin.

1.

Harga Pertalite Diperkirakan Naik Jadi Rp 10 ribu per Liter, Inflasi Bisa Tembus 6,5 Persen? Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan harga Pertalite akan naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter.

Dengan demikian, inflasi 2022 bisa menembus 6-6,5 persen secara year on year.

Bhima menuturkan dampak kenaikan BBM akan dirasakan langsung oleh masyarakat.

Daya beli masyarakat bakal menurun dan mendorong bertambahnya jumlah orang miskin baru.

“Karena konteksnya masyarakat saat ini sudah menghadapi kenaikan harga pangan, dengan inflasi mendekati 5 persen,” kata Bhima saat dihubungi pada Rabu, 17 Agustus 2022.

Pemerintah sebelumnya telah memberi sinyal kenaikan harga BBM bersubsidi.

Sinyal ini menguat setelah anggaran subsidi dan kompensasi energi membengkak sampai Rp 502 triliun.

Bhima mengatakan di tengah pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19, kenaikan harga BBM bisa memberikan pukulan berat bagi masyarakat.

Apalagi, saat ini ada 11 juta lebih pekerja yang kehilangan pekerjaan, jam kerja dan gaji dipotong, hingga dirumahkan.

Baca selengkapnya di sini.

2.

Susi Pudjiastuti Minta Subsidi BBM Dihentikan, Stafsus Menkeu: Rakyat Butuh Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghentikan program subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Dia berpendapat subsidi itu bisa dialihkan untuk program bantuan sosial lainnya.

Menurut Susi kebijakan subsidi sebetulnya tidak sehat untuk semua.

Dalam prakteknya, kata dia, subsidi banyak penyelewengan, diantaranya penyalurannya yang tidak tepat sasaran karena masyarakat mampu turut menikmati.

“Sebaiknya subsidi BBM dihentikan & diberikan tunjangan hidup untk masyarakat berpendapatan rendah dg profesi pertanian, perhutanan & perikanan,” kata dia dikutip dari akun twitter @susipudjiastuti, Selasa, 16 Aguatus 2022.

Cuitan Susi pun direspons oleh Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo.

Dia mengaku sependapat dengan Susi, tapi rakyat kini katanya harus dilindungi dengan subsidi karena tertekan akibat dampak konflik geopolitik.

Baca selengkapnya di sini.

3.

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 86,53 per Barel Dipicu Sentimen Resesi Global Harga minyak pada penutupan perdagangan Selasa, 16 Agustus 2022, jeblok ke level terendah 6 bulan atau sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina.

Jatuhnya harga minyak dunia di antaranya karena data ekonomi memicu kekhawatiran tentang potensi resesi global.

Selain itu, pasar masih menunggu kejelasan tentang pembicaraan menghidupkan kembali kesepakatan yang dapat memungkinkan lebih banyak ekspor minyak Iran.

Adapun harga minyak jenis mentah Brent kontrak Oktober turun US$ 2,76 atau 2,9 persen menjadi US$ 92,34 per barel.

Harga minyak tersebut mencapai level terendah sesi US$ 91,71, terendah sejak 18 Februari 2022.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) anjlok US$ 2,88 atau 3,2 persen menjadi US$ 86,53 per barel.

Dengan begitu, harga acuan Minyak WTI jatuh ke terendah sesi di US$ 85,73, menandai level terendah sejak 26 Januari 2022.

Salah satu faktor yang mempengaruhi harga minyak dunia adalah Uni Eropa yang masih menilai tanggapan Iran terhadap apa yang disebut blok itu sebagai proposal “final” untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015.

Iran menanggapi proposal itu pada Senin malam lalu, tetapi tidak ada pihak yang memberikan rincian.

Baca selengkapnya di sini.

4.

Penjualan Retail Tumbuh 15,42 Persen, Kemenko Perekonomian: Daya Beli Masyarakat Pulih Penjualan retail pada kuartal II 2022 tumbuh 15,42 persen secara year on year (yoy).

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan pertumbuhan itu menunjukkan daya beli masyarakat pulih pasca-pandemi.

“Angka-angka tersebut sangat penting di tengah berbagai ketidakpastian global yang memang betul-betul masih di depan mata, namun kita relatif bisa mengendalikannya,” ujar Susiwijono melalui keterangan tertulis pada Rabu, 17 Agustus 2022.

Ia berujar, retail menjadi indikator utama untuk melihat bagaimana leading indicators makro berjalan.

Salah satunya dengan memperhatikan perkembangan harga dan efeknya ke berbagai sektor lain.

Kendati mengalami peningkatan yang cukup tinggi, Susiwijono mengatakan ada pelbagai tantangan dan kekurangan yang harus diatasi sektor retail.

Misalnya, kesiapan pelaku usaha menjaga keseimbangan antara suplai dan permintaan.

Susiwijono menuturkan, saat ini, masih banyak pelaku usaha retail yang menetapkan target suplai setara dengan kondisi kala pandemi.

Padahal, permintaan telah kembali normal sehingga terjadi kesenjangan.

Selain itu, disrupsi rantai pasok dianggap perlu diwaspadai.

Susiwijono mengatakan ada beberapa negara mitra dagang Indonesia yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi cukup mendalam.

Baca selengkapnya di sini.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *