Jakarta -Saat masih kecil, setiap orang pasti akan banyak memiliki memori yang didapatkannya.

Biasanya, orang akan mulai mengingat hal-hal di sekitarnya saat ia memasuki masa kanak-kanak.

Hal ini memiliki hubungan dengan bagaimana memori tumbuh pada setiap manusia.

Lantas, bagaimana tahapan pertumbuhan memori pada balita hingga anak-anak? Melansir dari laman North Shore, anak-anak antara usia 5 hingga 12 tahun secara bertahap akan mengalami perkembangan memori yang sangat pesat dari satu usia ke usia berikutnya.

Perkembangan memori merupakan kemampuan kognitif kompleks yang penting dalam banyak aspek, seperti bahasa dan literasi, perencanaan, mengikuti arahan, pemecahan masalah, refleksi, imajinasi, dan keseluruhan kemampuan untuk membentuk rasa percaya diri.

Lalu dikutip dari laman dosenpsikologi.com, masa balita pada anak juga dapat disebut sebagai “golden age” alias usia emas.

Dimana pada masa ini, balita akan dengan cepat menerima informasi serta mengolahnya dalam otak anak.

Selain menerima informasi dengan cepat, seorang anak juga dapat menirukan gaya orang dewasa yang ia lihat dengan sama persis.

Selanjutnya, pada usia 7 hingga 8 tahun.

Usia ini merupakan usia yang baik bagi anak untuk mengenal berbagai jenis bahasa.

Ini dikarenakan pada usia ini, anak akan lebih cepat tanggap terhadap bahasa yang digunakan di sekitarnya.

Kemudian, daya tarik atau minat anak dalam mempelajari bahasa akan berkurang ketika ia telah menginjak masa pubertas.

Pada usia 8 hingga 12 tahun, peranan dari orang tua sangat penting bagi anak-anak.

Mengutip dari PennState Extension, orang dewasa dapat membantu anak-anak sebelum menginjak usia dewasa dengan cara membantu mereka memahami dan mengingat.

Seperti menceritakan pengalaman dengan interaksi yang responsif, menyenangkan, dan mengayomi anak-anak.

Walau memiliki perbedaan yang signifikan di setiap pertumbuhannya, tetapi secara umum cara kerja sistem memori dalam otak dapat dibedakan menjadi 3 sistem.

Dikutip dari jurnal yang berjudul Struktur dan Proses Memori yang diterbitkan oleh core.ac.uk, menjelaskan bahwa memori dibagi menjadi tiga sistem, yakni sistem ingatan sensorik, sistem ingatan jangka pendek, dan sistem ingatan jangka panjang.

Memori sensorik umumnya mencatat informasi yang masuk melalui salah satu atau kombinasi dari panca indra, antara lain visual dari mata, bau dari hidung, suara dari telinga, rasa dari lidah, dan rabaan melalui kulit.

Bila informasi tersebut diperhatikan, maka informasi tersebut akan disalurkan ke sistem ingatan jangka pendek.

Informasi yang disimpan dalam sistem ingatan jangka pendek ini akan disimpan selama sekitar 30 detik sebelum kemudian dihapus.

Namun, informasi yang ada di dalam ingatan jangka pendek juga dapat disalurkan lagi di sistem ingatan jangka panjang.

Selanjutnya, setelah berada di sistem jangka panjang, informasi tersebut dapat diambil kembali dari memori pada otak melalui cara tertentu, atau informasi tersebut terlupakan karena adanya kekurangan dalam sistem pengarsipannya.

MUHAMMAD SYAIFULLOHBaca : Kurang Tidur Berakibat Mengganggu Ingatan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *